Terbiasa hidup susah – Pernah gak kamu merasa sebagai orang paling menderita di dunia ini? Hihihi… Jujur, saya pernah. Bahkan saat dalam kondisi tersulit, saya sempat komplain kepada Tuhan, “Kenapa harus saya sih Tuhan?”.
Manusiawi sih, siapa juga yang mau hidup susah dan penuh masalah? Ya, tapi begitulah hidup. Tuhan yang menentukan, tugas kita adalah menjalaninya dengan penuh Ikhlas dan rasa syukur.
Berbicara tentang rasa syukur, beberapa waktu lalu saya bertemu dengan sesosok ibu yang menurut saya luar biasa. Ia seorang pejuang keluarga yang terbiasa hidup susah.
Dengan segala keterbatasan serta tinggal di rumah kontrakan, ia tak kenal lelah untuk mengais rejeki. Ya, untuk apa kalau bukan demi menyekolahkan anak semata wayangnya. Tentu saja, setiap orang tua pasti ingin menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang paling tinggi.
Baca juga: Wajibkah Mengikuti Wisuda setelah Ujian Pendadaran?
Merintis Usaha Brambang Goreng
Ibu Rina, begitu sapaan akrabnya. Memulai usaha ini sejak anaknya masih TK. Ya, hingga hari ini, terhitung 12 tahun ia berjualan brambang goreng. Awal merintis usahanya, ia handel semua prosesnya, mulai dari mengupas, memotong hingga menggoreng.
Walaupun tampak mudah, namun usaha ini nyatanya butuh kejelian dan semangat yang tak pernah habis. Proses pembuatan bahan makanan yang biasa disajikan sebagai taburan gurih menu di atas piring ini nyatanya menyita banyak waktu.
Akhirnya, seiring berjalannya waktu, tetangga di kampungnya meminta bagian untuk bisa membantu usahanya. Nah, atas dasar rasa kemanusiaan, Bu Rina yang walaupun terbiasa hidup susah ini akhirnya berbagi rejeki dengan mempekerjakan orang-orang disekitarnya untuk memproduksi brambang goreng.
Terbiasa hidup susah, Inilah masa-masa Sulit yang Tak Terlupakan
“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan air mata”. (Dahlan Iskan)
Ada yang sepakat dengan pernyataan tersebut? Hihihi… Nyatanya memang begitu. Orang yang kita lihat sukses saat ini, dulunya mereka menangis-nangis darah bahkan jungkir balik untuk mempertahankan hidup. Itulah yang juga dialami oleh ibu berusia 48 tahun ini.
Waktu makan siang disebuah kafe di Jogja usai kami melakukan kegiatan bersama, saya duduk disebelahnya sambil memegang piring dengan lauk ayam katzu ditambah sup senerek khas Magelang. Saat itulah ia bercerita banyak tentang kisahnya, termasuk kemasan produknya yang awalnya sangat sederhana, yaitu rentengan panjang ala-ala jajanan anak kecil.
Suatu ketika, ia ingin menitipkan barang dagangannya ke pengecer dengan naik bus. Maklum, sepeda motor bagi keluarganya yang terbiasa hidup susah ini merupakan barang mewah pada saat itu. Sambil menggandeng putranya, bu Rina akhirnya memilih tempat duduk dimana kursi dekat dengan pintu bus.
Tak terasa, rentengan brambang gorengnya ternyata berjatuhan tanpa ia ketahui karena tertidur. Saat hendak sampai di tempat tujuan, ia kaget mendapati barang dagangannya habis tercecer di jalanan. “Waktu itu saya cuma bisa nangis mbak,” pungkasnya.
Sempat kehilangan Rp. 15 Juta, Bu Rina Pantang Menyerah
Pengalaman menyedihkan lainnya juga sempat ia rasakan saat hendak setor barang dagangan ke agen langganan. Suatu ketika, bertemulah ia dengan wanita muda berparas ayu yang bermaksud untuk membonceng motornya. Ya, kali ini Bu Rina sudah mulai berkembang usahanya hingga bisa membeli sepeda motor.
Singkat cerita, Bu Rina meminjamkan kartu ATM-nya karena si wanita muda berdalih dengan alasan tertentu yang pada saat itu membuat Bu Rina kepincut dan dengan mudah mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya.
Tak disangka, si wanita muda ternyata telah mempersiapkan mesin EDC dan kartu ATM tersebut digesekkan dengan kilatnya. Sesampainya di rumah, Bu Rina menceritakan kejadian ini kepada suami dan barulah ia sadari bahwa uang Rp. 15 juta raib digondol wanita tadi. Sudah terbiasa hidup susah, ia dan keluarga pada saat itu harus pula menanggung beban yang lebih berat.
Tetap Tekun Menjemput Rejeki Tuhan
Semua uang modal dan keuntungan hilang dalam sekejap. Apakah Bu Rina lantas menyerah? Tidak. Dengan support suami dan orang-orang terdekatnya, ia bangkit lagi dan melanjutkan usaha dengan modal seadanya.
Ia sempat bercerita juga tentang kenangan pahit lainnya, saat kehabisan uang untuk mengantar pesanan brambang gorengnya ke kantor dinas yang agak jauh dari rumahnya. Karena pada saat itu tak ada satu tetanggapun yang meminjaminya uang untuk biaya naik bus, terpaksa ia jalan kaki menempuh jarak yang lumayan membuat kakinya kram. Sambil menangis, ia berkata dalam hati, “Gusti, seberat inikah beban hidupku…..?”
Tekun melalui masa-masa sulit dan terus bersyukur adalah hal yang selalu diingatnya setiap saat. Walau terbiasa hidup susah, ia selalu yakin bahwa manusia ada kalanya diuji Tuhan, namun ada waktunya ia akan menuai hasil.
Bagaimana kelanjutan perjalanan bisnis bu Rina? Akankah sang suami membantu bisnisnya? Tenang, akan ada banyak kejutan di artikel sambungannya.
Artikel sambungan : Rajin Ikut Seminar Bisnis, Bu Rina Ketiban Rejeki
Menemukan sosok inspiratif, terkadang nggak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Di sekitar masih banyak seperti ibu Rina. Belum tentu saya mampu setegar beliau :'( 15 juta nggak sedikit :((
Ditunggu cerita selanjutnya
Iya Mbak Sari. Beliau memang tangguh 🙁
Fix. Orang yang paling sulit dikalahkan adalah orang yang pantang menyerah
Betul mbak Krisna. Akan selalu menemukan jalan jika mau berusaha
Ya Allah, sedih banget pasti ya sampai ada yang mencuri uangnya begitu. Kok ya tega. Hiks
Iya mbak Farida. Menyedihkan sekali pengalamannya 🙁
Masyallah tangguh sekali Bu Rina ini ya, kita harus banyak bersyukur dengan segala kemudahan yang bisa kita nikmati saat ini…. alhamdulilah
betul mbak. Selalu ada yang lebih kurang beruntung hidupnya daripada kita.Jadi bersyukurlah.
MasyaAllah bu Rina tanggung sekali. Nggak kebayang lelahnya berjalan kaki ke kantor dinas itu. Dari kisah inspiratif ini aku yakin segala kesulitan dan perjuangan beliau berbuah manis. Karena hanya mereka yang tak prnah menyerahlah yang akan sampai di puncak suksesnya. Semakin penasaran dg kelanjutan kisah bu Rina ini.
Iya Mbak Rika. Tuntutan hidup membuat beliau menjalani apapun yang penting dapat rejeki halal.
Setuju banget, kesuksesan tidak mungkin digapai dengan mudah
Dan hal tsb diawali sejak usia dini
Betul Mbak Maria. Semangat Kerja keras memang harus dilatih sejak kecil.
Yaa Allah, dari kisah ini aku banyak belajar…
Semoga Tuhan selalu beri kemudahan untuk bu Rina
Amin. Terimakasih mbak Dian doanya 🙂
Masya Allah, Ibu Rina perjuangannya sungguh luar biasa. Kehilangan materi masih juga semangat. Tapi memang sih setelah kehilangan harus tetap semangat berkarya, ya mau gimana lagi. Aku dan suami sering juga mengalami ditipu, tapi tetep berusaha, dan alhamdulillah mendapat ganti berlipat ketika ikhlas
Mbak Hidayah, salut deh dengan perjuangannya. Lempeng terus mengikuti jalan Gusti 🙂
Masya Allah, Ibu Rina perjuangannya sungguh luar biasa. Kehilangan materi masih juga semangat. Tapi memang sih setelah kehilangan harus tetap semangat berkarya, ya mau gimana lagi. Aku dan suami sering juga mengalami ditipu, tapi tetep berusaha, dan alhamdulillah mendapat ganti berlipat ketika ikhlas.
Saya suka salut sama orang seperti Bu Rina
Meskipun dengan keterbatasan dan sering diberi ujian, tetap nggak melupakan bahwa ada Tuhan yang selalu memberikan rezekiNya dalam bentuk berbeda
Betul sekali mbak Rahmah. Kuncinya adalah pantang menyerah ya.
Ya allah ada yg tega ambil 15 juta hiks kejamnya. Apa ga takut dosa ya itu? =(. Apalagi uang usaha orang lain. Semoga mendapat gantinya dan selalu sukses usahanya
Amin. Makasih Mbak Dian atas empatinya.
Inspiratif sekali perjuangan ibu Rina dalam membangun bisnis. Memang orang hebat dilahirkan bukan dalam keadaan nyaman tapi melalui banyak rintangan.
Iya. Semoga semangatnya bisa memberi contoh buat yang muda-muda ya.
Wahhh baca cerita perjuanngannya sungguh menyayat hati
iya. Kita teladani semangat Bu Rina walau banyak diterpa masalah hidup.
Membaca kisah begini, selalu bikin ingat untuk kembali bersyukur.
Yuk Bund selalu semangat & banyak bersyukur.
Perempuan yang ulet dan tangguh. Bersyukur sempat mengenal Bu Rina walau hanya sesaat. Brambang gorengnya enak banget euy.
Ah, gurih kriuk-kriuk buat teman nasi panas 😀
Ibu yang tangguh. Allah kasih ujiannya sesuai kemampuan beliau ya. Seneng aku baca kisah inspiratif kayak gini. Menyadarkan diri bahwa tak hanya aku yang menderita. Hehe.
ahahay… aku juga sering berpikir begitu mbak. hihi
Aku suka membaca biografi orang-orang sukses. Tentunya belajar dari kegigihan mereka dalam proses menuju sukses. Hari ini lewat Riana, aku belajar banyak dari bu Rina.
Syukurlah. Semoga kita selalu bisa berbagi pengalaman baik ya mbak 🙂
Semua orang hebat itu pasti tertempa dengan berbagai kesulitan yang dihadapinya. Meskipun masalah dan jalan ceritanya tentu berbeda-beda. Wah enak ini, brambang goreng…
Betul. tanpa diasah, pisau tidak akan tajam. Hehehe
Aha, ini yang Bawang Goreng Burina itu yo. Makanya pas akhir acara kok berdua mojok gtu, ternyata wawancara.
Hihihi menikmati ngobrol berdua. Ceritanya mau ‘nyuri’ ilmu hidupnya.