Harmoni Cina Jawa di Museum Sonobudoyo Hadirkan Biksu ‘Tong’

Harmoni Cina Jawa dalam Seni Pertunjukan adalah pameran yang mengangkat akulturasi dua budaya berbeda, yaitu Cina dan Jawa. Pameran temporer ini diselenggarakan oleh Museum Sonobudoyo Yogyakarta dengan kemasan yang menarik dan tentunya sayang untuk dilewatkan.

Apa itu Seni Pertunjukan?

Seni pertunjukan adalah sebuah seni yang disajikan secara individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menyampaikan sebuah pesan moral kepada penonton, baik dalam bentuk gerakan maupun dialog.

Harmoni Cina Jawa dalam Seni Pertunjukan Tampilkan “Sie Jin Kwie” 

Pameran bertajuk “Harmoni Cina Jawa dalam Seni Pertunjukan” menampilkan tokoh seorang ksatria Tiongkok yang melegenda di masyarakat, Sie Jin Kwie. Menurut Wikipedia, Sie Jin Kwie adalah salah satu jenderal Tiongkok paling terkenal pada masa Dinasti Tang awal karena namanya banyak disebut dalam kesusastraan populer. Dalam pameran ini, ia tampak gagah menunggangi kuda dengan jubah putihnya.

Tujuan Pameran: Akulturasi Budaya Cina Jawa

Pameran yang diadakandalam rangka memeriahkan Tahun Baru Imlek 2572 ini bisa dikatakan sebagai wujud harmonisasi dan interaksi dua budaya, namun tak saling melemahkan atau memudarkan identitas kebudayaan masing-masing. Wayang Cina Jawa menjadi jawaban dari perpaduan dua budaya, yaitu Cina dan Jawa yang terkemas dalam sebuah pameran indah di Museum Sonobudoyo.

Dalam pameran ini akan ada banyak pertunjukan seni yang unik sebagai bukti akulturasi budaya. Salah satunya adalah yang mengadopsi dari cerita klasik Cina dengan tokoh utama Sie Jin Kwie dalam gelaran ketoprak serial Joko Sudiro. Tak hanya itu, ada pula iringan musik gamelan pada pertunjukan wayang jawa yang diadopsi menjadi Wayang Cina dengan kisahnya yang menarik.

Pagelaran harmoni cina jawa 2021
Suasana Pameran Harmoni Cina Jawa (Dok. Riana Dewie)

Kapan Pameran Harmoni Cina Jawa Digelar?

Harmoni Cina Jawa dalam Seni Pertunjukan digelar mulai tanggal 26 Februari hingga 27 Maret 2021. Pengunjung bisa menikmati galeri seni ini mulai pukul 09.00 – 21.00 WIB, dan tanpa dipungut biaya apapun alias gratis. Seni pertunjukan ini diadakan di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo, Jl. Pangurakan No. 4, Yogyakarta.

Agenda Pertunjukan Harmoni Cina-Jawa

Berbagai agenda menarik bisa diikuti dengan bebas oleh siapa pun. Selain bisa dinikmati secara langsung di Museum Sonobudoyo, kita juga bisa mengeksplornya secara daring dan sifatnya tentu saja gratis. Harmoni seni pertunjukan Cina – Jawa ini meberikan sebuah visualisasi yang penuh makna, yaitu pentingnya melestarikan seni, budaya serta adat-istiadat yang memberikan pengaruh besar dalam sejarah bersatunya Cina – Jawa.

Sebagai informasi, melalui kanal YouTube resmi Museum Sonobudoyo, kita bisa menikmati aneka pertunjukan dan webinar Harmoni Cina – Jawa ini. Apa saja itu? Berikut infonya.

  • Jumat, 26 Februari 2021 Jam 09.00 WIB: Pembukaan Pameran
  • Senin, 1 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Pertunjukan Wacinwa (Wayang Cina Jawa)
  • Rabu, 10 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Pertunjukan Kethoprak Sudiro Ngumboro
  • Sabtu, 13 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Pertunjukan Wayang Potehi
  • Kamis, 18 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Webinar Pameran
  • Sabtu, 20 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Pertunjukan Wayang Potehi
  • Jumat, 26 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Pertunjukan Wacinwa (Wayang Cina Jawa)
  • Sabtu, 27 Maret 2021 jam 19.00 WIB: Penutupan Pameran

Enam Seni Pertunjukan di Pameran Harmoni Cina Jawa

Sesuai agenda di atas, ada enam seni pertunjukan yang ditampilkan dalam pameran Harmoni Cina Jawa ini, yaitu Srimpi Muncar, Beksan Golek Menak dan empat lainnya merupakan kesenian di luar keraton antara lain Ketoprak, Samsi atau Barongsai, Potehi dan Wacinwa (Wayang Cina-Jawa).

Kesenian yang kaya ini menjadi bukti betapa pengampu kesenian Jawa dan Cina yang hidup bersama d Jogja dapat berbaur satu sama lain, juga mengembangkan sikap berbagi, memberi dan menerima unsur budaya masing-masing.

Srimpi Muncar dan kostumnya
Kostum penari Srimpi Muncar (dok. Riana Dewie)

1. Srimpi Muncar

Melansir dari kratonjogja.id, Srimpi Muncar merupakan tari klasik Keraton Yogyakarta Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877), diciptakan pada 1857, dan disempurnakan pada era Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939). ‘Muncar’ berarti gemilang atau bersinar

2. Beksan Golek Menak

Beksan (tari) Golek Menak menurut kratonjogja.id adalah sebuah genre drama tari ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1940-1988). Usai menyaksikan pertunjukan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari Kedu pada tahun 1941, Sultan mencetuskan tarian ini.  

3. Ketoprak

Ketoprak ini akan menggambarkan betapa rukun orang Cina dan Jawa hidup bersama di Yogyakarta.

Tarian Cina Barongsai
Barongsai, Tarian Kebudayaan Cina (Dok. Riana Dewie)

4. Barongsai

Barongsai adalah tarian kebudayaan Cina, dengan menampilkan singa sebagai lambang kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan dimana seni ini biasanya dipertunjukkan pada acara-acara besar.

5. Potehi

Potehi merupakan kesenian yang dibawa oleh imigran Cina ke Indonesia, berupa kain boneka yang dipentaskan dengan iringan alunan masuk Cina, serta setiap tokoh wayang Potehi memiliki kostum khas berlatar kebudayaan Cina. Diantara ratusan boneka Potehi, mata saya sulit beralih dari empat karakter di serial Kera Sakti, yaitu Sun Go Kong, Cu Pat Kai, Wujing dan juga Biksu Tong Sam Cong. Penasaran? Monggo berkunjung saja.

harmoni cina jawa memperingati imlek
Karakter serial Kera Sakti: Tong Sam Cong, Sun Go Kong, Cu Pat Kai, Wujing di Pameran Harmoni Cina Jawa (dok. Riana Dewie)

6. Wacinwa

Wayang Cina-Jawa ini menceritakan tentang bagaimana orang Cina dan Jawa hidup bersama di Yogyakarta. Proses ini tentu menyerap unsur budaya Cina yang pada akhirnya bersatu dengan tradisi seni pertunjukan Jawa.

Wajib Patuh Protokol kesehatan

Selama berkunjung ke museum sejarah dan kebudayaan Jawa ini, pengunjung wajib taat pada protokol kesehatan 3 M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan). Oleh karenanya, jangan lupa untuk selalu menjaga diri, termasuk taati untuk tidak menyentuh benda seni yang terpajang demi menjaga kenyamanan bersama.

Riana Dewie

13 pemikiran pada “Harmoni Cina Jawa di Museum Sonobudoyo Hadirkan Biksu ‘Tong’”

  1. Ka di museum sonobudoyo apakah rutin menggelar pertunjukan seperti ini kak? Apa ini hanya ada di agenda harmoni cina jawa ajaa?

    Balas
  2. Senangnya bisa main ke tempat kayak gini dan bahas budaya. Asli aku seneng banget lihatnya!
    Seneng abnget juga lihat pakaian – pakaian jaman dulu kayak keren banget gitu

    Balas
  3. saya suka sekali sama perkawinan budaya seperti ini mba, jadi lebih terasa keberagamannya dan larut dengan toleransi 🙂

    Balas
  4. kereeen ya mba.. aku sellau menikmati expose mengenai ragam budaya yang ada di sekitar kita. Tampilan displays di pameran ini juga karee.. aku suka!

    Balas
  5. Aku paling senang deh kalau bacain tentang budaya gini lalu biasanya suka pengen explore langsung gitu. Biasanya nih suka foto hunting pas imlek dan cap gomeh.

    Balas
  6. wah acaranya sampai 27 Maret ya, lumayan lama niy, kalau sempat pulang pengen lihat acaranya, seru banget pastinya, suka dengan acara-acara seperti ini mba

    Balas
  7. Berasa kangen Yogyakarta deh mbak, di sana memang sering ada acara pertunjukan seperti ini bahkan sebelum pandemi. Pernah mau janjian nonton sama temen di Sonobudoyo yang udah lama di Yogyakarta eh batal.

    Balas
  8. Akulturasi budaya ini sungguh melahirkan nilai seni yang lebih indah dan bisa dinikmati juga digunakan masyarakat yaa..
    Bisa lebih luwes dan elegan.
    Potehi ini semacam wayang kalau di Indonesia yaa..

    Bagus sekali, kak..
    Aku jadi tahu banyak hal mengenai budaya China dan Indonesia.

    Balas

Tinggalkan komentar

Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.