Saya termasuk orang yang sudah “berteman lama” dengan kacamata. Kalau diingat-ingat, sudah puluhan tahun saya hidup bersama benda mungil yang selalu menempel di wajah ini. Penyebab utamanya cukup klasik: suka membaca sambil rebahan. Dulu waktu masih sekolah, saya pikir hal itu sepele. Siapa sangka kebiasaan itu bikin mata saya cepat minus.
Kalau diitung-itung, mungkin saya sudah ganti kacamata lebih dari delapan kali sampai sekarang. Dari yang murah sampai agak mahal, dari model kotak sampai bulat, semua pernah saya coba. Awalnya sih berat ya, karena merasa ada beban di atas hidung. Tapi lama-lama saya terbiasa, bahkan kadang lupa kalau sedang memakainya. Meskipun begitu, dalam hati kecil, saya sering kepikiran: kapan ya bisa lepas dari kacamata ini?
Memakai Kacamata Sejak SMP
Saya mulai pakai kacamata sejak kelas 2 SMP. Saat itu lensa saya masih minus 0,75 dan saya membelinya di Optik Tunggal Jogja. Rasanya campur aduk antara bangga dan malu. Bangga karena merasa “dewasa” dan kelihatan pintar, tapi malu karena teman-teman suka mengejek dengan sebutan “si kutu buku”.
Sejak saat itu, kacamata jadi bagian penting dalam hidup saya. Kalau ketinggalan di rumah, rasanya dunia langsung blur. Nonton TV susah, baca tulisan di papan tulis pun gak bisa jelas. Saya masih ingat betul bagaimana rasanya panik waktu pernah jatuh dan kacamatanya patah. Sejak itu saya selalu jaga baik-baik, bahkan punya cadangan kalau tiba-tiba rusak.
Dari Lensa Kaca ke Lensa Mika
Kacamata pertama saya masih pakai lensa kaca dengan frame besi. Beratnya luar biasa, apalagi kalau dipakai seharian. Kadang bikin hidung pegal dan bekasnya menempel di kulit. Tapi ya waktu itu belum ada pilihan lain.
Lama-lama, teknologi berkembang. Saya mulai pakai lensa mika yang lebih ringan dan nyaman. Desainnya juga makin keren, ada yang anti radiasi, anti gores, bahkan bisa berubah warna kalau kena sinar matahari. Sekarang, beli kacamata pun semudah belanja online. Di marketplace, tinggal pilih model, warna, dan ukuran minus sesuai resep dokter mata.
Meski begitu, saya sadar, kacamata tetap punya keterbatasan. Apalagi kalau dipakai dalam jangka panjang. Kadang bikin kulit sekitar hidung iritasi, atau malah terasa berat kalau dipakai terlalu lama di depan komputer.
Kacamata Bisa Jadi Lifestyle?
Buat sebagian orang, kacamata mungkin sudah jadi bagian dari lifestyle. Bahkan banyak yang sengaja pakai frame tanpa lensa cuma buat gaya. Tapi buat saya, kacamata lebih ke kebutuhan, bukan sekadar aksesori.
Saya pernah coba lepas kacamata dalam beberapa kesempatan, tapi rasanya gak fleksibel. Misalnya, saat ingin pakai bulu mata palsu, kacamata harus dilepas karena selalu bergesekan dengan kacanya. Pernah juga coba solusi lain dengan softlens. Enak sih, lebih bebas bergerak, tapi ya tetap ada batasnya. Kalau kelamaan, mata bisa pedas, merah, atau malah iritasi.
Belum lagi kalau lagi hujan. Kacamata sering berembun dan bikin pandangan buram. Saya sampai pernah salah menyapa orang karena salah lihat wajah! Saat-saat kayak gitu, saya sering mikir: gimana ya caranya bisa tetap nyaman beraktivitas tanpa harus bergantung pada kacamata?
Rekomendasi untuk LASIK
Beberapa tahun terakhir, saya sering dengar teman cerita tentang LASIK. Katanya, ini solusi buat yang ingin lepas dari kacamata atau softlens. Awalnya saya ragu, karena kata “operasi mata” itu agak menakutkan buat saya. Tapi setelah saya cari tahu, ternyata LASIK gak semenakutkan itu.
Jadi, LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah prosedur menggunakan laser untuk memperbaiki kelainan refraksi pada mata, seperti rabun jauh (minus), rabun dekat (plus), atau silinder. Intinya, kornea mata dibentuk ulang agar cahaya bisa fokus tepat di retina, sehingga penglihatan jadi jelas tanpa alat bantu.
Prosesnya cepat, sekitar 15–20 menit untuk dua mata. Yang bikin saya lega, prosedur ini gak menimbulkan rasa sakit karena sudah memakai anestesi tetes. Setelahnya, pasien biasanya bisa melihat lebih jelas hanya dalam beberapa jam hingga keesokan harinya.
Saya jadi tertarik, apalagi setelah tahu kalau banyak orang merasa lebih percaya diri setelah LASIK. Gak perlu repot lagi cari kacamata, gak takut lensa patah, dan yang paling penting: bisa lihat dunia dengan mata sendiri, tanpa bantuan alat.
Proses LASIK Bagusnya di Mana Ya?
Setelah baca-baca dan tanya teman, saya akhirnya tahu kalau salah satu tempat terbaik untuk LASIK di Indonesia adalah KMN EyeCare. Klinik ini dikenal punya fasilitas lengkap dan dokter mata yang berpengalaman.
KMN EyeCare (Klinik Mata Nusantara) punya beberapa cabang di Jakarta, Kebon Jeruk, Kemayoran, Pantai Indah Kapuk, hingga Semarang. Mereka juga punya tim dokter spesialis yang fokus menangani masalah penglihatan dengan teknologi mutakhir.
Sebelum LASIK, ada tahap pemeriksaan lengkap dulu untuk memastikan kondisi mata benar-benar siap. Pemeriksaan ini mencakup pengukuran kornea, tekanan bola mata, ketebalan kornea, dan tingkat minus atau silinder. Semua dilakukan dengan alat modern yang hasilnya akurat banget.
Kalau hasilnya cocok, dokter akan menjadwalkan tindakan LASIK. Prosedurnya dilakukan dengan excimer laser dan femtosecond laser, dua teknologi yang sangat presisi dan minim risiko. Setelah tindakan, pasien hanya perlu istirahat singkat, lalu bisa langsung pulang.
Yang saya suka, di KMN EyeCare, pasien diberi penjelasan detail sebelum tindakan, jadi kita tahu apa yang akan dilakukan dan bagaimana proses pemulihannya. Bahkan setelah LASIK, mereka tetap menyediakan kontrol berkala untuk memastikan mata benar-benar pulih sempurna.
***
Saya tahu, keputusan untuk LASIK gak bisa diambil begitu saja. Ada biaya yang cukup besar di awal, tapi kalau dipikir panjang, ini sebenarnya investasi. Bayangkan berapa banyak uang yang sudah habis buat ganti kacamata atau beli softlens setiap tahun.
Lebih dari itu, LASIK bikin hidup jadi lebih praktis dan ringan. Bangun pagi langsung bisa lihat jelas tanpa meraba-raba cari kacamata di meja. Bisa olahraga, traveling, atau tampil lebih percaya diri tanpa takut kacamata jatuh.
Buat saya pribadi, LASIK adalah langkah menuju kebebasan visual. Setelah puluhan tahun hidup dengan kacamata, rasanya luar biasa bisa melihat dunia dengan mata sendiri. Kalau kamu juga udah capek dengan kacamata dan ingin hidup lebih nyaman, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan LASIK.
Dan kalau mau tempat yang aman, terpercaya, dan punya teknologi terkini, saya bisa bilang: KMN EyeCare adalah pilihan yang tepat. Di sana, mata kamu gak cuma dioperasi, tapi benar-benar dirawat oleh tim profesional yang paham betul bagaimana cara membuatmu lebih percaya diri tanpa kacamata.