Tentang Diri Saya, Inilah 5 Fakta yang Terpendam

Tentang diri saya, pastinya akan berpengaruh pada pemahaman tentang kamu dan yang lainnya.

Saya suka banget jika disuruh menguak tentang diri sendiri. Bukan karena over narsis ya, tapi karena nulisnya gak butuh kebanyakan mikir atau baca referensi-referensi berat di Google maupun buku-buku psikologi. Hihihi….

Andai ditanya, kamu itu seperti apa? Akan saya jawab, ya seperti ini. Inilah saya, dan mungkin beberapa orang yang telah lama mengenal saya, baik dalam suka maupun duka, sedikit-sedikit sudah mengendus karakter buruk saya. Wkwkwkwk…

Banyak Kekurangan Tentang Diri Saya

Karakter setiap orang pastinya beragam ya. Dan secara sadar, seharusnya kita sebagai makhluk sosial bisa memahami itu. Misal suatu saat saya berkomentar, “eh, sifatnya tuh gini banget ya”, “Dia itu gak bisa memahami kesusahan orang ya…”, atau “Sekali dibikin sakit hati, udah malas aku menyapa dia..”, dipastikan deh bahwa saat itu ego saya bekerja untuk menajamkan perbedaan karakter.

Saya bisa bilang begini karena saya sering mengalami. Dalam kondisi tertentu, seringkali saya mengeluh tentang karakter orang lain, tentang kelakukan dia yang bertolak belakang, tentang perbedaan persepsi, tentang perbedaan pola pikir dsb. Wajar gak sih seperti itu? Ya wajar-wajar saja, toh kita tetaplah manusia biasa yang berpotensi merasakan ketidaknyamanan dalam berbagai situasi.

Begitupun pendapat orang lain tentang diri saya. Saya yakin bahwa selama ini saya memiliki banyak kekurangan yang sering membuat orang lain tak nyaman. Mungkin saja dari kata-kata, bahasa tubuh maupun pola hidup yang kurang sesuai dengan harapan orang lain.

Berusaha Belajar Memahami Segala Hal Tentang Diri Saya

Tentang diri saya, saya akan menguak beberapa fakta yang memang ini sudah mendarah daging di diri saya semenjak kecil. Idih bahasanya.

1. Introvert

Sudah berapa kali ya saya memamerkan diri sebagai introvert? Hihihi… Bangga? Gak juga sih, malah kadang merasa aneh. Tapi ya, gimana-gimana saya harus menyeimbangkan karakter saya yang satu ini agar tetap bisa diterima dalam pergaulan.

So, belajar dari pengalaman, belajar dari orang lain, saya menjadi semakin paham bahwa komunikasi dua arah itu sangat penting. Saya pikir saya takkan bisa menghapus karakter saya yang satu ini. Tapi, saya akan berusaha memanfaatkannya dalam kondisi yang tepat. Mendengarkan orang lain, salah satunya.

Baca juga: Secuil Kenangan tentang Saya, Rasa dan Noe

2. Kurang Suka Tempat Ramai

Sesungguhnya poin ini hanya efek dari poin pertama. Nah, saya memang tak terlalu suka dengan tempat yang ramai karena lebih nyaman dengan ketenangan. Jika disuruh memilih, mall atau kebun teh? Sudah pasti saya pilih kebun teh. Di sini saya bisa berinteraksi dengan alam dan merasakan nikmatnya menghirup udara segar yang sangat menyejukkan.

Jika di tempat ramai, terkadang saya kurang merasa nyaman. Selain karena banyaknya suara membuat saya pusing, dalam hal konsentrasi bekerja pun sangat berkurang jika saya paksakan berada di antara puluhan bahkan ratusan manusia.

3. Suka Bekerja Mandiri

Selain introvert, saya juga tergolong punya karakter individualisme. Entah kenapa saya memilikinya, mungkin karena saya dulunya kurang terbiasa untuk bekerja sama dengan orang lain. Bersyukurnya, seiring perkembangan waktu, Tuhan mengenalkan saya pada orang-orang yang bisa menarik saya dalam kehidupan sosial.  Bekerjasama dalam tim misalnya, dan saya sempat dapat ilmunya dari Mbak Sapti, kawan blogger saya.

Si mbak mungil berwajah sabar ini memang tak kenal menyerah, terbukti dari semangatnya mengikuti berbagai pelatihan pengembangan diri. “Lumayan kan mbak bisa nambah ilmu….”, ucapnya. Dari dia saya belajar bahwa banyak kesempatan di dunia ini yang bisa kita manfaatkan untuk mengembangkan diri dan meluaskan pertemanan.

4. Tidak Suka Dipaksa

Nah, hal yang satu ini mungkin bukan hanya berlaku untuk saya sendiri. Coba bayangkan, siapa sih yang suka dipaksa, apalagi untuk hal-hal yang kurang kita senangi atau sesuatu yang tidak kita kuasai. Beneran bikin dongkol pastinya.

Tentang diri saya, ini adalah harga mati. Saya pernah dipaksa menjadi MC padahal saya kurang bisa menguasai panggung karena memang tak fasih berbicara di depan umum. Atau, saya juga masuk di jurusan kuliah yang sebenarnya bukan passion saya. Gimana-gimana juga ilmunya gak kepake secara total karena toh bidang pekerjaan saya saat ini bertolak belakang.

Menyadari kondisi ini, saya pribadi berusaha mengendalikan diri untuk tidak memaksa orang lain untuk menjadi apa yang saya bisa. Begitupun saya berharap agar mereka tak memaksa saya untuk melakukan hal yang memang bukan kapasitas saya. Saya meyakini setiap orang sudah diberikan kelebihan masing-masing dan manfaatkan itu untuk saling melengkapi.

5. Perfeksionis untuk hal-hal tertentu

Nah, ini tidak berlaku untuk semua hal yang ada di diri saya. Hanya hal-hal tertentu yang saya kolaborasikan dengan karakter ini. Bagi saya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan secara ringan tanpa beban sehingga saya tetap bisa menikmati hidup.

Di sisi lain, ada beberapa hal yang harus saya lakukan dengan sungguh-sungguh dan menjadi prioritas untuk saya perjuangkan. Dalam kondisi demikian, saya biasanya tak pikir panjang, mengeluarkan ‘aji nekat’ dimana hati dan pikiran disatukan untuk melakukan ‘action’. Hihihi….

***

Ya seperti itulah tentang diri saya. Apalah saya, semacam butiran debu yang sangat kecil di bumi ini. Belum ada prestasi maupun sumbangsih kepada masyarakat yang menimbulkan perubahan. Namun saya selalu berpegang teguh pada satu hal, hati.

Baca juga : Panggilan Sayang, Miss Riana Mewakili Perasaan Hati

Jika semua dilakukan dengan hati, tak ada satu pun yang sia-sia menurut saya. Saya percaya, hati mengarahkan saya untuk melakukan segala sesuatu sesuai porsinya. Bagaimana gambaran tentang diri kamu? Share ya 🙂

12 pemikiran pada “Tentang Diri Saya, Inilah 5 Fakta yang Terpendam”

Tinggalkan komentar

Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.