Sate Kere Bu Suwarni, Jajanan Nikmat di Pinggiran Pasar Beringharjo

Sate Kere Bu Suwarni, ada yang pernah icip? Kepulan asapnya merajai nikmatnya barisan kuliner yang ada di pinggiran Pasar Beringharjo. Ya, ini jajanan legendaris orang Jogja dan banyak penggemarnya. Dulu saya rindu berat dengan kuliner yang satu ini, maklum hanya setahun sekali saat gelaran pasar malam Sekaten Jogja saya bisa membelinya. Tapi sejak kenal Bu Suwarni, setiap hari pun saya bisa mengecap tusuk demi tusuk lemak sapi ini. Seberapa nendang sih?

Cerita Kecil Usaha Kuliner Legendaris Sate Kere Bu Suwarni

Pasar Beringharjo, sebuah pasar fenomenal yang terkenal di kota gudeg, Jogja. Orang Jogja sih tahu banget ya, dimana mau belanja baju murah, cari batik dengan beraneka ragam model, dimana tempat hunting aksesoris ataupun sovenir nikahan, atau cari jamu-jamuan serta aneka kebutuhan lainnya.

Sanak saudara saya dari luar kota punya dua tempat favorit yang biasa dikunjungi selama liburan di Jogja, yaitu Malioboro dan Pasar Beringharjo.

Sate Kere Bu Suwarni - Pasar Beringharjo
Sate Kere Bu Suwarni – Pasar Beringharjo

Baca juga : Wisata Malam di Jogja, Alun-Alun Kidul Punya Banyak Cerita

Pesona Pasar Beringharjo memang tak diragukan lagi. Pantas saja sentra belanja masyarakat ini selalu padat pengunjung. Saat bertandang ke sana, jika kamu masuk lewat pintu depan (barat), pemandangan pertama yang kamu lihat adalah penjual pecel lalu disusul aneka koleksi fashion, terutama baju.

Jika kamu masuknya lewat pintu samping (selatan), kamu akan menyaksikan aneka aksesoris juga sambutan aroma gurih dari ragam kuliner yang dijual dengan sistem “kaki lima” di pinggiran Pasar Beringharjo.

Ada satu jajanan yang melegenda, yang banyak disukai lantaran aroma dari asap yang menggoda di sepanjang pintu masuk bakal menyapa pengunjung. Yuk, bernostalgia dengan sate kere 😀

Sate Kere Bu Suwarni Sedap dan Nikmat
Sate Kere Bu Suwarni Sedap dan Nikmat

Ada yang belum pernah mencicip atau bahkan belum pernah melihat penampakannya? Hehehe… Kalau dari yang saya tahu dan yang paling sering saya nikmati, sate kere adalah sate yang bahan dasarnya lemak sapi, dibumbui gurih, ditusukkan ke tusuk sate layaknya sate pada umumnya lalu dibakar di atas bara api. Lemak sapi? Iyes, mungkin ini daya tariknya rasanya yang menggoda banyak pecinta kuliner.

Nah, kalau dari Wikipedia disebutkan bahwa sate kere merupakan satu kuliner khas Solo yang terbuat dari tempe gambus (ampas tahu) ataupun jeroan sapi yang dibumbui dengan sambal kecap dan kacang lalu dibakar seperti sate biasanya.

Baca juga: Sukses Goyang Lidah Dengan Olahan Tempe Yang Anti Mainstream

Dinamakan Sate Kere karena kuliner ini jaman dulu digemari oleh masyarakat kalangan bawah yang tidak kuat membeli sate berbahan daging karena dirasa mahal.

Sate Kere Bu Suwarni, Nikmatnya Merasuk ke Lidah
Sate Kere Bu Suwarni, Nikmatnya Merasuk ke Lidah

Sate Kere Bu Suwarni, Nikmatnya Merasuk ke Lidah

Gak terhitung berapa kali saya menikmati jajanan menarik dengan tekstur kenyal berminyak ini. Yang pasti, sate kere Bu Suwarni memang menjadi rebutan sehingga kalau belinya kesorean bisa-bisa zonk alias kehabisan stok. Hihihi…

Terus, rahasianya apa sih kok bisa jadi kuliner idola, baik masyarakat Jogja sendiri maupun wisatawan yang sedang liburan di Jogja? Yuk biar gak penasaran, kita intip sama-sama.

1. Sate Kere Bu Suwarni Berbekal Resep Turun-Temurun

Nikmat banget deh saat dua lajur gigi menarik potongan sate dari tusuknya. Belum lagi disajikan dengan bungkus pincuk (lembaran daun pisang), tentu menambah nikmat jajanan tradisional ini. Perempuan berusia 65 tahun ini menuturkan bahwa bisnisnya ini merupakan usaha turun temurun bersama beberapa saudarinya semenjak mereka masih kecil.

“Biyen alit-alit mande sedoyo, kulo namung ngewangi mbakyu kulo. Dereng saged to biyen…” (Dulu sejak kecil jualan semua, saya hanya membantu kakak saya. Belum bisa dulu), ungkapnya.

Setelah beranjak dewasa, masing-masing bersaudara ini memutuskan untuk membuka usaha sendiri-sendiri dengan resep paten yang kini sukses membuat ketagihan para penikmat kuliner Jogja ini.

Saat ini, karena usia yang sudah tidak muda lagi, Bu Suwarni memilih membuka lapak permanen di pintu selatan Pasar Beringharjo, berdampingan dengan para penjaja kuliner lain dengan menu beranekaragam.

Sedangkan sang kakak masih aktif mengikuti berbagai even kuliner Jogja untuk menjajakan dagangannya, diantaranya di Pasar Kangen, Pasar Gabusan, atau bahkan di Pasar Malam Sekaten yang dulunya juga menjadi langganan keluarga saya.

2. Sate Kere Bu Suwarni Dilumuri dengan Bumbu yang “Berani”

Nah, selanjutnya mari intip proses pembuatan sate kere Bu Suwarni ini. Tujuh tahun ditinggal suami (meninggal) tentu bukanlah hal mudah baginya untuk bertahan dalam kondisi sulit seperti saat ini. Namun dengan semangat yang tak pernah mati, Bu Suwarni  tak pernah melewatkan peluang agar kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Sate Kere Bu Suwarni Saat Dibumbui

Berdomisili di daerah Kalasan, Bu Suwarni harus menguatkan fisik untuk naik Bus Trans Jogja hampir setiap hari untuk membuka lapaknya. Sesampainya di Pasar Beringahrjo, ia lalu kulakan bahan mentah yang dijual di tempat sama.

Daging lalu dicuci bersih, dipotong-potong kecil, dimasukkan dalam wadah besar berisi bumbu dengan resep “spesial” lalu ditusukkan ke penusuk sate dan dibakar sesuai pesanan konsumen.

Bagaimana rasanya? Mantab banget dong. Pokoknya harus dicoba, apalagi waktu masih panas-panasnya, dijamin deh bikin ketagihan. Hihihi…. Bener ya, Jogja memang surganya kuliner 🤓

Baca juga: Tempat Makan Enak di Jogja, Ini 5 Favorit Saya

3. Memiliki 3 Varian Sate yang Nikmat

Mau tahu gak, sajian apa saja sih yang ditawarkan oleh Bu Suwarni? Jadi, ada tiga macam sate yang selama ini jadi incaran pembeli loh, yaitu sate kere, sate ginjal juga sate daging dimana semuanya berasal dari bagian tubuh sapi. Wow, sudah kebayang kan sedapnya kayak apa?

Kalau saya sendiri, hobi banget beli yang sate kere. Oh ya, banyak sebutan lain loh dari sate berbahan baku lemak sapi ini, yaitu sate koyor, sate gajih, sate lemak bahkan sate kebul. Ehmm, sate kebul? Disebut seperti ini mungkin karena saat dibakar, asapnya mengepul tebal hingga sungguh menarik perhatian orang untuk membelinya. Hihihi…

Sungguh Melegenda. Bu Suwarni bahkan mengungkapkan bahwa usahanya yang sudah ditlateninya selama kurang lebih 40 tahun ini mampu menjual 10 hingga 12 kg daging (semuanya) setiap hari.  Wah mantab, bukti bahwa sate kere Bu Suwarni memang digemari banyak orang ya 😀

Yuk Mampir ke Lapak Sate Kere Bu Suwarni

Sate Kere Bu Suwarni dengan kepulan asapnya
Sate Kere Bu Suwarni dengan kepulan asapnya

Itulah sedikit cerita perjalanan usaha Sate Kere milik Ibu dua anak yang melegenda dari waktu ke waktu ini. Bocoran dikit nih. Bu Suwarni buka lapaknya mulai jam 10.30 pagi hingga magrib. Jika laris manis, masih sore pun banyak pelanggan yang kecewa lantaran kehabisan.

Terakhir saya beli, kira-kira akhir tahun 2018 lalu, harga sate kere ini sekitar Rp. 10 ribu dapat 3 tusuk dengan potongan “daging” besar. Itu udah lumayan bikin kenyang loh, kecuali sih kamunya rakus 😀

Buat kamu yang lagi liburan di Jogja, jangan ngaku sudah jelajah kuliner Jogja jika belum nyambangi jajanan fenomenal ini. Satu pesan saya, abaikan sejenak kolesterol jika ingin menyantap sate kere Bu Suwarni dengan nikmat 😀

40 pemikiran pada “Sate Kere Bu Suwarni, Jajanan Nikmat di Pinggiran Pasar Beringharjo”

  1. Baru tau namanya sate kere. Di Bandung ada juga, aku pernah beli. Enaaak tapi abis itu ngerasa bersalah sama badan 😀 😀 (tapi kok jadi pengen lagi ya 😀 )

    Balas
  2. Jangan sampai istri saya baca postingan ini, bisa langsung minta beliin tiket ke Jogja. Kangen berat sama Jogja. Baru lihat kepulan asapnya aja dah ngiler, unik ya ada-ada aja sate gajih dibikin juga haha 🙂

    Balas

Tinggalkan komentar

Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.