Nasi Daun Jati memang sedap di lidah. Gak sia-sia kemarin saya icipin menu ndeso yang satu ini saat dolan kulineran ke sebuah tempat bersama teman-teman komunitas. Ada yang pernah icip juga? Nah, nasi daun jati yang disajikan di warung ini disebut dengan nama “Sego Lumbung”. Apa saja sih istimewanya? Ikuti kulineran saya kali ini ya 😀
Menikmati Nasi Daun Jati di Warung Jadul, Senyaman Apa Sih?
Icip-icip sajian khas ndeso dengan suasana hening ditambah udara yang segar karena pepohonan di kanan kirinya merupakan pengalaman yang sungguh asyik bagi saya. Apalagi, makannya gak sendirian tapi barengan dengan para sahabat yang bisa kita ajak ngobrol sana-sini. Hihihi…
Sesekali, boleh lah ya nyempetin waktu buat quality time, entah itu bareng pasangan, keluarga, teman-teman atau partner kerja biar pikiran fresh lagi. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, kita harus menjalani level adaptasi yang luar biasa tinggi. Tetap jaga stamina dan asupan makanan ya, biar kamu dan keluarga sehat selalu.
Badewei, ngomongin tentang pandemi, bagaimana ya dengan protokol kesehatan di warung ini? Tenang, tempat cuci tangan yang didominasi dari materi batu alam tersedia di beberapa sudutnya kok, tak terkecuali di depan pintu masuk. So, tentu ini akan membuat pelanggan lebih merasa aman saat menghabiskan waktu di tempat cozy ini.
Pendopo Joglo Menyapa Pelanggan dengan Gaya Klasiknya
Sudah gak sabar pingin tahu tentang isi Nasi Daun Jati? Hihihi, sabar sebentar lagi ya. Saya lanjutin dulu ceritanya, kali ini tentang sebuah pendopo joglo, dimana menurut penuturan salah satu pengurus warung, usia bangunan ini kisaran 170 tahun. Ya, inilah tempat dimana saya dan kawan-kawan menikmati aneka makanan tradisional.
Wow, umur bangunannya tua sekali ya? Betul, dan jarang ada renovasi, kecuali beberapa saat setelah bencana gempa di Jogja tahun 2006 lalu, itu pun hanya mengganti keramiknya saja.
Beragam acara edukasi maupun sosial pernah dilakukan di tempat ini, hingga akhirnya kini disulap menjadi lebih elegan namun nuansa klasiknya masih terjaga. Iyaa, aneka furniture serta pernak-pernik lawasan terpajang disini dengan sangat apik.
Seperti apa sih perabot jadul yang kini digemari banyak orang ini? Yuk baca : Perabot Jadul di Rumah Simbah Saya Temukan Disini.
Tempat kuliner anak-anak milenial yang menyajikan Nasi Daun jati ini memang diwarnai dengan nuansa jadul, baik dari segi desainnya maupun sajian makanannya. Saya pribadi sih optimis, kelak tempat yang diberi nama Warung Kopi Lumbung Mataram ini akan menjadi sentra nongkrong favorit para milenial.
Keunggulan Warung Kopi Lumbung Mataram
Nah, kamu pingin kesini tapi masih ragu gitu? Baiklah, saya kasih beberapa bocoran lagi tentang keunggulan Warung Kopi Lumbung Mataram ya.
1. Lokasi Nyempil Diantara Keramaian Kota
Terletak di daerah Purbayan, Kotagede, sebuah warung bernuansa klasik berdiri dengan pesonanya yang khas. Apakah kamu terbiasa makan di kafe atau restoran yang penuh dengan hiruk-pikuk, riwehnya para pembeli yang harus mengantre dan berdesakan dengan mbak atau mas yang bertugas melayani pelanggan?
Belum lagi kencangnya suara kendaraan yang berseliweran di area tempat kamu makan, tentu bikin gak nyaman banget ya. Jangan khawatir, Warung Kopi Lumbung Mataram ini akan menyuguhkan sesuatu yang berbeda.
Walau masih dalam tahap pengembangan dan renovasi sana sini, sentra kulineran yang mudah dijangkau ini bakal menyapa banyak tamu, bahkan tak menutup kemungkinan seratus mobil pun bisa masuk 😀
2. Nasi Daun Jati dan Aneka Makanan Tradisional Khas “Ndeso”
Urusan sajian makanan, kamu jangan khawatir. Banyak kok variannya, mulai dari jajanan pasar yang lumer di lidah hingga aneka lauk yang sangat menggoda imanmu untuk diet. Hahaha ….
Ada ayam goreng, telur, aneka oseng-oseng, sayur lodeh jantung pisang, sayur lodeh godhong telo, baceman tempe dan sebagainya. Oh ya, besok bakalan ada Ayam Lumbung Mataraman yang akan menjadi menu andalan di tempat ini.
Ehhh… ada satu lagi nih menu pujaan hati banyak orang yang tadi sudah saya sebut beberapa kali. Ya, Sego Lumbung atau Nasi Daun Jati ini sedepnya gak kaleng-kaleng.
.
Isinya sederhana saja, ada nasi, mie soun, oseng, ayam suwir, lalu dibungkus dengan dua daun, yaitu yaitu daun pisang pada bagian dalamnya dan daun jati bagian luarnya. Bisa dibilang porsinya mirip nasi kucing, namun lauknya lebih bervariasi.
Beberapa waktu lalu, saya juga sempat kepincut dengan jajanan jadul di Pasar Kangen Jogja dengan antrian yang wuahhhh… panjang. Mau tahu gak saya habis berapa porsi hanya untuk jajanan legend ini?
Kepoin yuk : Pesona Lempeng Juruh di Era Milenial
3. Adem di Siang Hari, Romantis di Malam Hari
Nah, yang satu ini pasti kesukaan kamu banget ya 😀 Saat istirahat makan siang, boleh lah mampir ke Warung Kopi Lumbung Mataram bareng teman-teman kantor untuk sejenak melepas lelah. Semilir anginnya tuh bikin kamu nyaman banget.
Nah, jika kesana di malam hari, waktunya kamu ajak pasangan untuk menikmati makan malam istimewa. Banyak lampu-lampu temaram di tiap sudutnya yang loveable banget deh. Mau kan bisa dinner romantis dan menghadiahkan malam terindah buat si dia? Hihihi…
***
Nah, terimakasih sudah ikut saya dolan kulineran kali ini. Jangan lupa, jika besok mampir kesana, Nasi Daun Jati gak boleh dilewatkan loh ya. Jika seporsi kurang, boleh banget nambah tiga atau lima sekalian biar manteb.
Hahaha… Duh, lha nanti isi dompet terkuras dong kalau banyak jajan? Eh tenang, harga menu-menu di Warung Kopi Lumbung Mataram ini murah meriah gaes, beneran. Harga minuman mulai tiga ribu-an saja kok 😀
Selamat jajan Nasi Daun Jati, jangan lupa siapin kamera dan berpose cantik disana 😀
Wah saya belum pernah nih makan nasi yang dibungkus daun jati. Apalagi tempat makannya suasana tradisional gitu. Jogja banget ya 😍 dan ituu ada sate telor puyuh kesukaan aku😍
Mulai dari 3 000 an, OMG mana banyak banget lauk idolaku
Sayur lodeh jantung pisang, sayur lodeh godhong telo, baceman tempe, huhuhu ngeces deh
Alamatnya mana Mbak, cukup Purbayan Kotagede pasti nyampe?
Duhhhhh makin kangen jelajah kuliner nusantara roadshow ke kota2 kesayangan….apalagi nuansanya rumah joglo gt…makin merinduuuuu
kenapa ya di jawa itu kalo makanan khasnya kok pada murah? kalo di tempatku makin khas, makin mahal. masih misteri
Nasi dibungkus daun jati kayak nasi jamblang dari Cirebon gak sih? Dibungkus daun jati juga dan menu lauk terpisah untuk diambil sesuai selera masing-masing.
omong-omong, untuk suasananya mendukung banget deh…ndeso tapi bikin terkenang masa lalu gitu 🙂 Bikin kangen kampung ngelihatnya
Waduh asik juga nih makan di tempat yang suasananya klasik ditambah cara penyajiannya jadul gitu. Jarang-jarang nemu apalagi di kota besar. Pasti menu-menunya aduhai lezatnya
dulu juga aku pernah makan nasi berbungkus daun jati. Kalau di blora masih banyak warung yang jualan nasi bungkus daun jati kaya gini. memang bikin makan tambah sedap
Aroma daun jatinya sampe siniiii mba :d
duh, sedapnyaaaa
aku rindu banget makan/kulineran di lokasi yg meneduhkan seperti ini
Warungnya nyaman ya … Apalagi dengan menu khas daerah. Ditambah bungkus daun jati ini yang bikin kangen. Jadi ingat dulu kalau berkunjung ke rumah nenek, sarapannya dibelikan dengan bungkus ini.
Wah jadi penasaran nih sama menunya. Aku sendiri belum pernah nih lihat bentuk daun jati jadinya penasaran
wah pasti enak ya mbak
makan nasi diatas dun jati ada sensasi tersendiri
kapan kapan harus mampir kesini ah
Mantap ini. Nasi daun jati.
Inget zaman aku kecil lihat nenek belanja. Segala bahan makanan ya bungkusnya daun jati.
Kok bisa malah awet yaa… ((ga mudah busuk))
Btw.
Ambiance restonya, bikin kangen Jogja.
belum pernah cobain sego lumbung, kelihatannya enak :9
Nasi bungkus daun jati itu memberi aroma yang khas ya mbak…jadi tambah nikmat menikmati sajian yang ada di dalamnya. Pengen ah kapan-kapan ke resto ini..
Wah. Pasti makin enak rasanya ya kak. Ditempat saya kayaknya udah nggak ada lagi yang begini. Padahal kalo ada, seru juga sih ya. Berasa emang mengenang kenangan lama
Jadi ikutan ngiler nih mbaa sama nasi daun jatinya. Beda juga yaa pasti sensasinya kalau makan pake alas daun pisang jugaa. Kali ini daun jati. Waah seruu