Mengelola Keuangan Pribadi? Bisa karena Terbiasa

Mengelola keuangan pribadi memang tampak sulit untuk dilakukan. Pernah gak kamu mengalami masalah keuangan? Saya mah sering banget ya. Apalagi saat dulu belum menikah, yang namanya uang kayak gakda cukup-cukupnya. Dikasih seberapapun pasti habis. Ya, seakan-akan menabung adalah harapan yang selamanya hanya jadi harapan. Hehe…

Saat masih kuliah, saya kan murni mendapat uang jajannya dari orang tua. Pernah kejadian nih, waktu itu saya dikasih uang saku untuk seminggu. Ehhhh tapi belum seminggu sudah habis karena gara-gara diajakin nge-mall ma teman dan alhasil saya belanja barang yang sebenarnya bukan jadi kebutuhan. Nyesel? Iya sih, tapi di awal-awal doang 😀

Sekitar tahun 2009, saya mulai masuk di dunia kerja. Langsung mikir nabung? Belum. Maklum, gaji-gaji awal kan buat senang-senang dulu lah. Namanya juga fresh graduate, masuk kerja pertama ya bangganya bukan main. Terus gajinya buat nyenengin orang-orang sekitar, hihihi…. Hayo, siapa yang senasib dengan saya? 😀

Menabung (pixabay.com)

Latihan Menabung Sejak Awal Bekerja

Sekitar tahun 2010, mulailah saya berpikir untuk menyisihkan sebagian uang gaji untuk menabung. Ya, pada saat itu saya memang membuka dua rekening tabungan untuk mengelola keuangan pribadi.

Sebagian Gaji Ditabung Setiap Bulan

Selain karena ingin ikut program tabungan berencana (dimana menabungnya dengan sistem autodebet), saya juga mempunyai bisnis online shop dimana customer pasti menanyakan rekening bank sesuai dengan yang mereka punya.

Pada saat itu bisa dibilang saya terlalu berani saat mengelola keuangan pribadi karena menabung dengan total sekitar 80% dari uang gaji saya. Beneran deh, dan akhirnya saya memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan sisa 20% gaji serta tambahan penghasilan dari bisnis online shop, dimana saat itu saya jual dengan sistem dropship. Bisa gak bisa ya harus bisa, pikir saya saat itu.

Baca juga: Tips Mengelola Uang Pribadi ala Prita Ghozie

Seiring perkembangan waktu, jatuh bangun dalam mengelola keuangan sudah pasti saya alami. Kehabisan uang sebelum waktunya? Pernah. Darurat butuh uang padahal belum gajian? Pernah. Atau nabungnya telat gara-gara uangnya dipakai untuk kebutuhan lain? Pernah juga.

Nah, hal-hal (kondisi) seperti inilah yang pada akhirnya mengajarkan saya untuk mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik dari waktu ke waktu.

Mengelola Keuangan Pribadi (pixabay.com)

Jika dibandingkan dengan yang lainnya, pengelolaan uang saya mungkin jauh lebih berantakan walaupun sudah saya usahakan serapi mungkin. Namanya juga manusia, khilaf menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak diprediksi memang sangat mudah terjadi. Hihihi….

Menuai Hasil Tabungan

Tapi, dari modal nekat saya menabung 80% gaji tersebut, ternyata menghasilkan tuaian yang tak terduga. Tabungan rencana yang sudah saya tanam sejak beberapa tahun itu, akhirnya cair tepat 2 bulan sebelum hari pernikahan saya. Apakah disengaja? Tidak sama sekali. Jalan Tuhan memang indah, pikir saya saat itu.

Jujur ya, saya kadang kurang berpikir panjang saat hendak melakukan sesuatu. Jadi, jika menginginkan sesuatu hal, ya saya jalani saja sesuai alur, termasuk saat mengelola keuangan pribadi. Untungnya nasib saya saat itu mujur. Bagaimana kalau jadinya malah hancur saat saya tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik? 🙁

Mengelola Keuangan Pribadi Saat Berumah Tangga

Sekali lagi, saya bukanlah orang yang telaten mengelola keuangan, bahkan saat berumah tangga. Karena kelemahan saya ini, akhirnya saya mencari cara agar keuangan rumah tangga yang baru dibangun ini bisa lebih rapi dan aman.

Sediakan Organizer Uang

Akhirnya saya mengelola keuangan pribadi dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan menyiapkan sebuah organizer, dimana ini bentuknya mirip dengan dompet (terbuat dari plastik) yang ketika dibuka akan tampak banyak ruangnya. Nah, Setiap ruang harus ditulis ‘nama kebutuhan’ agar tidak terbalik-balik saat menyimpan uang didalamnya.

Misalnya, ada ruang untuk mengisi “uang listrik”, “gaji PRT”, “indihome”, “penerimaan uang kos”, “hiburan/liburan” dan berbagai kebutuhan lainnya. Jika disiplin menyisihkannya, beneran deh, keuangan kita bakal baik-baik saja.

Lalu, saya juga menyiapkan wadah uang lainnya yang kemungkinan bakal diisi dengan banyak uang lembaran. Ini biasa saya manfaatkan untuk menyimpan uang penghasilan dari beberapa sumber agar tidak tercampur.

Biar mudah dan hafal, sebaiknya sediakan wadah uang ini dengan warna yang berbeda-beda dan jangan lupa diberi keterangan sesuai dengan alokasi kebutuhannya.

Asyik bukan? 😀

Pembayaran Praktis secara Non Tunai

Itu sih cara tradisional yang saya lakukan untuk menabung. Tapi, untuk transaksi pembayaran-pembayaran rutin, saya sudah terbiasa dengan sistem non tunai karena di zaman sekarang, pembayaran tunai saya rasakan kurang praktis. Lumayan ribet kan harus membawa uang segitu banyaknya di dompet.

Baca juga : Non Tunai? Inilah Transaksi Praktis, Cerdas dan Menyenangkan

***

Nah, itulah cara mengelola keuangan pribadi yang memaksa saya untuk disiplin mengalokasikan penghasilan sesuai tempatnya. Jika uang hiburan kosong, ya sudah sementara gak usah jalan-jalan dulu untuk memanfaatkan waktu agar lebih produktif lagi 😀

Itu pengelolaan uang ala saya. Kalau kamu gimana?

16 pemikiran pada “Mengelola Keuangan Pribadi? Bisa karena Terbiasa”

  1. Pokoknya kalau ada uang tunai di tas dompet atau depan mata, yakin bakal cepat bablas. Tapi kalau sudah masuk rekening, yakin bakal Eman Eman buat diambil. Hehe. Aku juga pernah pakai rekening yang auto gitu yang saldonya gak bisa dicomot kalau belum waktunya. Belakangan lagi tergiur tabungan haji namun belum berani buka. Kalau temenku lebih unik lagi. Dia pakai buku (macem buku arisan) dan menuliskan pemasukan dan pengeluaran secara rapi, pokoknya setiap hari dicatat

    Balas
  2. Meskipun kesannya ndeso, tapi ngamplopin uang sesuai dengan peruntukannya itu bagus lho. Aku pernah gitu juga, tapi ternyata aku tidak bisa konsisten. Pengin sih nerapin lagi, tapi koq ya tergoda oleh online payment dan cashless 😀

    Balas
  3. Aku baru mau nyobain ngepos pengeluaran dengan cara ini lagi mbak. Dulu pernah pake dan efektif. Cuma ya harus telaten gitu dan sekarang mau mulai lagi juga harus pelan2 karena suka bocor masihan hahahah. Emang harus tegas juga sih sama diri sendiri.

    Balas

Tinggalkan komentar

Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.