Narablog, Inilah Kejutan yang Mewarnai Perjalanan Saya

Sebagai seorang fresh graduate, bangga dong saya menerima gelar S.E. alias Sarjana Ekonomi. Sempat dijuluki pengangguran selama 3 bulan, akhirnya saya mendapat kesempatan berkarya di sebuah perusahaan swasta. Ada yang tahu, saya handel di bagian apa? Keuangan? Salah. Marketing? Salah. Manager? Makin salah. Daannn… posisi saya pada pekerjaan perdana saya ini adalah sebagai scriptwriter yang akhirnya menarik saya menjadi seorang narablog. Kok bisa?

Narablog, sebuah kata yang masih sangat asing di telinga saya. Setelah berkonsultasi dengan mbah Google, barulah saya mengerti bahwa istilah ini memiliki makna yang sama dengan ‘Blogger‘. Lima tahun sudah saya bekecimpung di dunia Blogging, walau perjalanan saya sebagai narablog tak seotomatis itu. Banyak kisah yang saya lalui.

Riana Kecil: Menyulap Tembok Kamar Sebagai Media Corat-Coret

Saya suka menulis semenjak kecil
Saya suka menulis semenjak kecil (pixabay.com)

Jika ditanya, kapan saya pertama kali menulis? Ya, sesungguhnya sejak duduk di Sekolah Dasar. Selain menjadikan tembok kamar sebagai papan tulis (ceritanya main guru-guruan), saya girang banget saat diberi soal ujian Bahasa Indonesia, terutama mengarang. Gara-gara luber ide, terpaksa dengan malu-malu ngadu ke guru, “Bu, boleh minta kertas lagi gak? Kurang ini…”.

Demikianlah kebiasaan ‘aneh’ ini berjalan hingga duduk di bangku kuliah, saat saya mendalami ilmu Ekonomi Manajemen. Tahu gak sebenarnya saya ingin kuliah apa?  Sastra Indonesia, tapi ternyata belum rejeki saya.

Selamat Datang Dunia Digital

Memasuki dunia kerja yang nyata sebagai seorang fresh graduate tentu menghadirkan banyak tantangan, baik dalam bersosialiasi, bekerja, juga saat berkarya memanfaatkan media digital.

Seperti yang saya informasikan sebelumnya, saya diterima bekerja sebagai scriptwriter. Dari sekitar 80-an pelamar, saya adalah satu dari dua orang yang beruntung. Ehmmm, kata orang saya ‘selamat’ karena bekerja sesuai passion, masuk di dunia yang bikin happy, walau berbeda dari latar belakang pendidikan.

Saya yang gagap teknologi terpaksa harus belajar membuat email, mengenal media sosial, juga blog. Nah, kumpulan puisi-puisi receh yang sebelumnya tidur manis di file word, saya posting satu per satu. Merasa diri masih banyak punya ‘cacat’ dalam menulis, tulisan-tulisan itupun tak pernah saya share ke media sosial.

Kegiatan Nge-blog yang lama-lama menjadi hobi (pixabay.com)

Bersahabat dengan Blog, Media untuk Menumpahkan ‘Rasa’

Akhir tahun 2012, secara tak sengaja saya membuka blog keroyokan Kompasiana. Rencananya, saya sebagai penikmat saja (pembaca pasif). Suatu saat, saya membaca pengumuman Blog Competition di sana, disponsori oleh sebuah perusahaan elektronik terkenal.

Walaupun awalnya saya berpikir, “Susah amat… Gak bakal bisa ini”, toh akhirnya saya pun mencoba iseng mengikuti lomba tersebut, lomba menulis pertama kali dalam sejarah hidup saya. Singkat cerita, tibalah di hari pengumuman pemenang, apa yang terjadi? Ya, saya masuk dalam 12 besar pemenang. Hahaha… Beruntung juga, karena pada saat itu slot pemenang memang belasan. Gak heran tulisan receh saya ikut ketiban rejeki.

Semenjak itu, saya tertantang untuk mengikuti lomba yang lain, tepatnya menjelang akhir 2014 hingga hari ini. Modalnya apa? Hanya nekat dan percaya diri walaupun banyak kalahnya juga. Walau begitu, prosesnya sungguh saya nikmati.

Baca juga: Buat Blog Sendiri, Cara Saya Menumpahkan Ide dan Kreativitas

Suka Duka Menjadi Narablog

Sebagai seorang pejuang di era digital, fluktuasi mood pastinya berpengaruh terhadap semangat diri saya untuk menulis. Ada kalanya malas, ada kalanya rajin. Ada kalanya rejeki datang tak terduga, namun juga ada kalanya yang ditunggu-tunggu ternyata bukanlah rejeki saya.

Inilah Kejutan yang Mewarnai Perjalanan Saya sebagai Narablog
Salah satu keuntungan Menjadi Narablog, bertemu dengan Windy Ariestanti, travel blogger populer (dok.pri)

Saya pernah di-support juga dibully gara-gara tulisan yang viral. Ada pula invoice event yang waktu pencairannya tidak sesuai janji di awal dan masih banyak lagi kegaduhan yang saya rasakan. Apakah saya menyesal terjun ke dunia ini? TIDAK.

Disinilah tempat saya ditempa, dituntut belajar agar makin benar dalam berbahasa, bijak dalam bertingkah, serta kontrol diri dalam bertutur melalui tulisan. Di sinipun saya berkesempatan berjumpa dengan beberapa tokoh populer ataupun pengusaha yang otomatis menginspirasi.

Era digital, era dimana saya terhempas masuk dalam dunia yang mewariskan banyak ilmu hidup. Gara-gara menulis lomba inilah, barulah saya sadari bahwa saya telah terjun ke dunia blogger.

Alasan Saya Bangga Menjadi Narablog di Era Digital

Jujur saja, awal saya menulis di blog, tujuannya adalah bukan untuk memberikan informasi namun sekedar media untuk menyimpan tulisan-tulisan saya. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa apapun yang saya tulis, otomatis harus dipertanggungjawabkan.

Bagi saya, menulis adalah sebuah seni. Seni untuk mengekspresikan diri, sesuai dengan gaya sendiri, dan diusahakan untuk memberi secuil ‘nilai’. Apalagi dipercantik dengan media visual yang menarik, tentu saja tulisan akan lebih bernilai.

Biasanya saya mendapatkan media visual dari berbagai sumber, bisa dari comot di internet dari web yang memang menyediakan foto secara bebas juga dari dokumentasi pribadi yang saya ambil melalui kamera maupun smartphone (HP).

Baca juga: Hidup Makin Dinamis Dengan 5 Fungsi Kamera Ponsel Ini

Apa sih yang membuat saya bangga menjadi seorang narablog? Berikut curhatan saya:

Inilah Kejutan yang Mewarnai Perjalanan Saya sebagai Narablog 3
Menjadi Narablog membuat Saya Lebih Kreatif (dok.Vika K)

1. Media Penyaluran Hobi Menulis

Hingga duduk di bangku kuliah, hobi nulis hanya saya lampiaskan dengan corat-coret buku harian, menulis puisi di Ms. Word atau sebagai kontributor buletin komunitas.

Dengan adanya blog, saya jadi tertantang untuk belajar menulis dengan lebih baik, yang enak dibaca oleh orang lain serta memberikan gaya yang apa adanya. Dengan menulis pula, saya bisa meringankan beban yang ada di hati dan pikiran karena saya yang introvert ini bisa menumpahkan uneg-uneg melalui tulisan.

Baca juga: Tema Blog Favorit Saya yang Kekinian

2. Berkontribusi Menyebarkan Konten Positif

Banyaknya konten yang berisi ujaran negatif, hoax dan hal buruk lainnya menggerakkan saya untuk berpartisipasi memberantas hoax dengan menuliskan hal-hal positif. Setidaknya, pesan dari Bapak Nukman Luthfie, seorang tokoh media sosial yang kini berpulang, bisa saya aplikasikan secara sederhana. Andaipun belum bisa menginspirasi, setidaknya konten memberikan rasa nyaman bagi pembacanya.

3. Lahan Rejeki yang Menjanjikan

Semenjak menjalani aktivitas yang digemari oleh banyak generasi dan dari latar belakang yang tak sama ini, ada saja rejeki datang dengan cara tak terduga. Undangan dari sponsor dengan beragam kegiatan fun pernah menghiasi hari-hari saya selama kurang lebih 5 tahun ini. Ya, semua dibayar dengan sebuah tulisan.

Hadiah Inap di Hotel Saya manfaatkan bersama keluarga tercinta (dok.pri)
Hadiah Inap di Hotel Saya manfaatkan bersama keluarga tercinta (dok.pri)

Apalagi saya suka iseng-iseng ikut blog competition dengan modal nekat. Terkadang ada saja rejeki menghinggapi, mulai dari travelling gratis, alat elektronik, voucher hotel, voucher belanja, voucher makan hingga materi dengan nominal yang tak terbatas. Tak selesai sampai di sini. Gara-gara nge-blog, seseorang juga bisa dapat rejeki sebagai buzzer (endorsement). Wah, asyik ya 🙂

Momen Spesial (Tak Terlupakan) Sebagai Narablog

Sebagai narablog, perjalanan saya penuh dengan persaingan. Tentu, yang dimaksud di sini adalah persaingan sehat dalam menyuguhkan hidangan konten, termasuk saat berkompetisi. Oh ya, kamu punya momen tak terlupa saat menjadi Narablog? Saya punya, bahkan ini yang membuat saya tak henti-hentinya mengucap syukur.

Saya sepakat dengan kutipan dari tokoh legendaris, Mahatma Ghandi berikut ini, “Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki…”. (sumber: canva.com)

1. Saat Orang Bahagia Membaca Tulisan saya

Suatu ketika saya melewatkan kesempatan menulis karena semangat sedang menurun drastis, padahal potensi untuk mendapatkan pundi-pundi rejeki sangatlah besar. Di lain kesempatan, saya tetap menyelesaikan tulisan saat kondisi hati sudah tenang.

Setelah publish, narasumber yang saya wawancara merasa senang bahkan berusaha memviralkan tulisan tersebut di lingkup desanya. Ya, disinilah kepuasan saya dapatkan. Semua bukan melulu karena uang, namun keinginan untuk menyebarkan informasi positif kepada pembaca.

2. Pengalaman Baru Diluar Zona Nyaman

Mengikuti lomba menulis tak hanya mendatangkan rejeki, namun momen mengharukan pun sempat terjadi. Menjadi pemenang pertama dari sebuah lomba menulis tentang hari internasional anak, selain dimintain tanda tangan oleh beberapa peserta yang hadir, saya pun dipaksa untuk sharing tulisan saya di depan publik, dimana mereka adalah para tokoh LSM dan beberapa lembaga pelindung anak dan wanita. Duarrr…. Saya yang biasa antipati untuk ‘manggung’, saat itu mau gak mau ya harus mau.

Pemenang Lomba Menulis Hari Anak Internasional
Saat saya Mnejadi Pemenang Lomba Menulis Hari Anak Internasional (dok. Yayasan Gugah Nurani)

Pernah juga diminta menampakkan wajah di salah satu acara di Kompas TV via video call dimana harus berinteraksi dengan Kak Seto Mulyadi selaku bintang tamu. Grogi luar biasa pasti saya rasakan, tapi mau gak mau ya harus saya jalani. Terbukti ya, kesempatan emas hadir karena menulis.

3. Saat Dipaksa Liburan Gratis ke Singapura

Bagi seorang travel blogger populer, difasilitasi liburan ke destinasi impian, bahkan ke luar negeri sudah pasti hal biasa ya. Tapi bagi saya, ini sungguh luar biasa. Saya pernah memenangkan blog competition, dimana masa pengumuman lomba dan deadline-nya hanya selang 5 hari. Gila kan? Memang iya 😀

Saat Menghadiri launching Samsung Galaxi S6 di Singapura (Dok.Pri)
Saat Menghadiri launching Samsung Galaxi S6 di Singapura (Dok.Pri)

Tapi ya dengan modal nekat plus iseng-iseng menulis tentang peluncuran sebuah brand smartphone kelas dunia yang masih hangat, akhirnya nama saya keluar sebagai satu dari dua yang beruntung yang diajak untuk menghadiri launching-nya di Singapura. Tak hanya itu, liburan 3 hari 4 malam di destinasi impian seakan menjawab rapalan doa-doa saya untuk bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang lainnya.

Liburan Gratis Gara-gara Nge-blog (dok.pri)

***

Jangan tanya tentang kebanggaan saya menjadi seorang narablog. Pastinya, bangga banget. Di usia saya yang semakin matang, saya sangat bersyukur bisa bertumbuh di dunia yang menginspirasi serta dapat memanfaatkan era digital yang penuh dengan kesempatan ini.

Buat kamu yang jago desain grafis, doyan selfie, doyan nge-vlog, kembangkan deh bakatmu untuk mendatangkan pundi-pundi rejeki di era digital ini. Dan, buat kamu para blogger yang punya keterampilan menulis, kolaborasikan setiap materi pendukung tersebut untuk membuat tulisanmu makin hidup.

Bisa membuat desain gambar yang menarik, juga naikin DA dan PA blog, adalah  sebagian resolusi saya di tahun 2019. Doakan ya 🙂

Mengikuti lomba menulis adalah salah satu cara untuk membuat saya lebih ‘berani’. Silakan eksplor potensi diri, namun tetap rendah hati, konsisten & menjaga kualitas tulisan, karena itulah modal utama untuk bisa bertahan.

48 pemikiran pada “Narablog, Inilah Kejutan yang Mewarnai Perjalanan Saya”

  1. Wah.. Beda sama aku mb.. Dulu mengarang menjadi momok buatku. Bukan karena bingung mau nulis apa, tapi karena jeleknya tulisanku. Akibatnya saya lebih suka disuruh cerita dibanding menuliskannya..dan thanks God, mesin ketik dan komputer ditemukan..😂😂

    Balas
  2. Waahhh mb prestasimu ruarrr biasaaaah! Terus menulis, terus berkarya! Aku injek jempolnya ya ntar pas ketemu, biar aku ketularan ☺️☺️☺️

    Balas
  3. Jaman SD dulu, mengarang dan menulis halus adalah makananku sehari-hari, mendongkrak nilai bahasa Indonesia, membawaku maju lomba mengarang. Alhamdulillah keterusan nulis sampai sekarang..
    Sukses terus, mba Riana, dikau luar biasa!!

    Balas
  4. mbak kalau saya boleh bertanya, gimana ya caranya agar kita dalam ngeblog itu bisa diketahui oleh brand ataupun perusahaan besar dan kita bisa bekerjasama dengan mereka. dan apakah ada kriteria tertentu dalam pemilihan topik blog kita mbak? salah kenal dari klaten 🙂

    Balas
    • Hallo kak, maaf baru kebaca komennya. Kalau saya, cara mudahnya ya sering2 sharing tulisan kita ke media sosial. Kalau topik, biasanya ada yang pilih 1 topik khusus agar tampak spesial. Nah, kalau blog saya masih gado2 😅

      Balas

Tinggalkan komentar

Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.