Gua Maria Sendangsono Siapkan Air Botolan Saat Pandemi

Gua Maria Sendangsono, sebuah tempat yang memberi saya rasa nyaman dan rindu. Pada awal masa pandemi, saya dan keluarga mengurangi bepergian demi menerapkan program pemerintah untuk social distancing.

Namun, sesekali saya tetap keluar rumah demi memenuhi beberapa kebutuhan, seperti membeli bahan pangan untuk rumah, juga menyelesaikan beberapa pekerjaan. Tentu, masker dan hand sanitizer tak sekalipun lupa dibawa sebagai perlindungan diri.

Demi menyehatkan mental juga, kami sesekali menyempatkan diri untuk berwisata alam, seperti ke pantai, gunung ataupun ke tempat ziarah. Ya, salah satu yang saya rindukan saat memberanikan diri keluar rumah untuk tujuan refreshing adalah pergi ke tempat ziarah.

Ziarah yang saya lakukan disini adalah pergi ke suatu tempat suci dan hening, dimana bagi keyakinan saya bermanfaat untuk relaksasi hati, meneguhkan iman, sekaligus mengenang peristiwa-peristiwa masa lampau.

Peziarah sedang berdoa di depan Gua Maria Sendangsono (Dok.Riana Dewie)
Peziarah sedang berdoa di depan Gua Maria Sendangsono (Dok.Riana Dewie)

Bertemu dengan Tuhan saya di sana, bisa menjadikan diri lebih tenang dan damai di tengah kekhawatiran atas kondisi yang terjadi.

Sejarah Air Sendang di Gua Maria Sendangsono

Tempat ziarah pertama yang saya datangi semenjak pandemi ini adalah Gereja (Candi) Ganjuran yang ada di Bantul. Nah, yang akan saya ceritakan kali ini adalah saat kami berziarah ke tempat kedua, yaitu Gua Maria Sendangsono yang berlokasi di Kalibawang, Kulon Progo. Biasanya, peziarah dari luar kota banyak yang datang ke tempat ini, terutama saat bulan-bulan doa, seperti Mei dan Oktober.

Nuansa Hijau di tempat Ziarah Sendangsono (dok.Riana Dewie)
Nuansa Hijau di tempat Ziarah Sendangsono (dok.Riana Dewie)

Banyak hal menarik di tempat ini yang bisa diceritakan. Salah satu daya tarik Gua Maria Sendangsono adalah adanya air sumber yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Asal mulanya bagaimana sih air sumber ini? Nah, dari catatan sejarah yang saya baca di Wikipedia, Sendangsono awalnya menjadi sentra peristirahatan para pejalan kaki.

Jadi, tempat ini dulunya sering dikunjungi oleh orang-orang yang berjalan dari Kecamatan Borobudur Magelang ke Kecamatan Boro Kulon Progo karena adanya mata air atau yang sering disebut dengan istilah “sendang” yang muncul diantara dua pohon.

Sejumlah rohaniwan Buddha juga menjadikan Sendangsono sebagai tempat favorit untuk menyucikan diri. Nah, disini dapat disimpulkan bahwa Sendangsono ternyata sudah memiliki nilai rohani sedari dulu, bahkan sebelum Gereja Katolik mewarnai tempat ini.

Tak sedikit peziarah yang meletakkan bunga di depan Gua Maria (Dok. Riana Dewie)
Tak sedikit peziarah yang meletakkan bunga di depan Gua Maria (Dok. Riana Dewie)

Lantunan Doa dalam Suasana Damai

Ngomong-ngomong tentang air sendang, setiap bertandang ke Gua Maria Sendangsono, saya tak pernah absen untuk membasuh wajah dan tangan dengan air segar ini. Tak lupa juga mengisi airnya ke botol kosong yang saya bawa dari rumah, lalu saya letakkan di depan Gua Maria sembari saya mintakan berkat seiring lantunan doa-doa pribadi.

Hawa yang sejuk, penuh dengan pepohonan rindang menghadirkan nuansa doa yang khusuk dan damai. Ditambah lagi suara hewan-hewan yang hidup di alam liar menambah suasana nyaman saat ‘mengadu’ pada Tuhan. Oh ya, buat yang belum pernah berziarah ke Gua Maria Sendangsono, kapan-kapan boleh deh mampir saat liburan ke Jogja.

Selain Gua Maria Sendangsono, tempat lainnya yang pernah saya kunjungi karena nilai sejarahnya yang kental adalah Situs Ratu Boko. Siapa yang pernah kesana juga? Hawa sejuknya makin terasa, loh sejak digalakkan penghijauan. Mau tahu gak keseruan saya menanam bibit pohon bareng Kunto Aji di sana?

Yuk intip di sini: Penghijauan Situs Ratu Boko bareng Kunto Aji

.

Protokol Kesehatan di Gua Maria Sendangsono Saat Pandemi Covid-19

Saat beberapa waktu lalu bertandang ke tempat ziarah yang disebut-sebut sebagai Lourdes-nya Indonesia ini, suasana sepi menyapa. Ya, tak seperti biasanya dimana setiap sudutnya penuh dengan kerumunan para pendoa. Seperti apa sih protokol kesehatan yang diterapkan oleh petugas di Gua Maria Sendangsono? Berikut sedikit pengalaman saya.

1. Jalan Dibuat Searah

Setelah memarkirkan kendaraan, pengunjung biasanya harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke Gua Maria. Nah, kemarin kami diarahkan untuk masuk ke jalur pertama, dimana setelah melewati beberapa warung di area tempat ziarah, langsung belok kiri (biasanya boleh belok kiri atau lurus melewati tangga).

Pulangnya, kami diarahkan untuk melewati jalan yang ada tangganya. Kemungkinan aturan ini diberlakukan agar potensi orang berpapasan atau bersentuhan badan semakin kecil.

Tempat cuci tangan di area Gua Maria Sendangsono (Dok. Riana Dewie)
Tempat cuci tangan di area Gua Maria Sendangsono (Dok. Riana Dewie)

2. Wajib Cuci Tangan & Absen

Lalu, saat melewati jembatan sungai dengan suara gemercik airnya, kami dihadang petugas dan masing-masing diwajibkan cuci tangan di tempat yang disediakan. Beberapa spot cuci tangan tersedia disini sehingga pengunjung tak perlu mengantri. Selanjutnya, kami diarahkan menuju ke konter informasi untuk ‘absen’, dimana petugas akan meminjam KTP pengunjung untuk dicatat data dirinya.

3. Air Sendang Tersedia dalam Kemasan Botol  

Tak seperti biasanya, dimana saya bisa mengambil air sendang sepuasnya melalui beberapa keran air yang tersedia. Sejak pandemi, air sendang dalam kemasan botol sudah ditata rapi di samping tangga sebelah Gua Maria. Setiap pengunjung bisa mengambil maksimal dua botol, dan monggo bisa mengganti biaya pembelian botol seikhlasnya. Tentu saja, ini demi menjaga kenyamanan bersama selama beribadah di Gua Maria Sendangsono.

Air Sendang dikemas dalam botol (dok. Riana Dewie)
Air Sendang di Gua Maria Sendangsono dikemas dalam botol (dok. Riana Dewie)

Jangan Lupa Mampir ke Embung Banjaroya

Begitulah kira-kira pengalaman saya selama berziarah di tempat yang dipenuhi dengan arsitektur indah peraih Aga Khan Awards ini. Oh ya, saya kasih bocoran juga nih, setiap kali berziarah ke Gua Maria Sendangsono, pulangnya tak jarang mampir ke Embung Banjaroya yang letaknya berdekatan.

Pemandangan dari atas bukit tentu cantik sekali, apalagi bisa menikmati atraksi ikan-ikan di embung melompat-lompat saat kita sebar makanan favorit mereka 😀 Kepo dengan keindahannya? Boleh yuk baca Keistimewaan Embung Banjaroyo yang meneduhkan Kulon Progo.

Selamat beraktivitas, jaga kesehatan dimanapun berada, baik mental maupun fisik. Jangan lupa bahagia ya 🙂

Riana Dewie

17 pemikiran pada “Gua Maria Sendangsono Siapkan Air Botolan Saat Pandemi”

  1. Gua Maria Sendangsono ini namanya cukup terkenal selain yang di Kediri ya mbak
    ternyta tempatnya asri banget
    Bikin adem yg ngelihat juga
    Pasti yang ibadah juga merasa tenang

    Balas
  2. Awal pandemi kami sekeluarga juga nggak keluar rumah kak. Namun di bulan ke 4 mulai coba memberanikan diri keluar rumah, misalnya ke tempat wisata untuk menghirup udara segar. Tapi tetap dengan protokol kesehatan. Dan cari yang lokasinya sepi alias nggak ramai ehehe. Seperti Gua MAria itu ya, nggak terlalu ramai.

    Balas
  3. Semasa tinggal di Yogyakarta, saya sering mendengar cerita kesejukan Gua Maria Sendangsono dari teman – teman saya yang rutin berziarah ke sana. Berdoa rasanya lebih khusuk, kata mereka. Oh ya, apakah situs Ratu Boko sama dengan Candi Boko, Mbak?

    Balas
  4. Menarik banget MissRiana, beberapa waktu yang lalu saya berkunjung disana, dan luar biasa adem dan asri, sangat sejuk dan nyaman untuk berdoa, ohh ya mis, apakah air di botol itu udah siap diminum atau masih mentah?

    Balas

Tinggalkan komentar

Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.