Emisi Karbon di Indonesia cukup mendapat perhatian serius karena menyebabkan perubahan iklim secara drastis. Tak hanya di Indonesia, bahkan di lingkup dunia pun mengalami hal yang sama.
Tentu saja, ini sangat berpengaruh pada kesehatan makhluk hidup, lingkungan sekitar bahkan mengancam perekonomian negara. Baiklah, untuk memahami lebih dalam, marilah kita belajar fakta tentang emisi karbon dan solusi mengatasinya.
Emisi Karbon di Indonesia? Beginilah Faktanya!
Apa sih emisi karbon itu? Nah, emisi karbon (carbon emissions) merupakan proses karbon dioksida ke atmosfer, dimana ini bisa terjadi secara alami maupun dipicu oleh aktivitas manusia, seperti konsumsi listrik, deforestasi, atau berbagai kegiatan industri.
Emisi karbon merujuk pada pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, kayu, hingga bahan bakar hidrokarbon.
Singkat cerita, sejak revolusi Industri pertama, manusia telah menghasilkan lebih dari 2.000 gigaton emisi karbon dioksida di atmosfer dan membentuk selubung seperti rumah kaca.
Nah, ini berfungsi untuk menahan panas keluar dari bumi. Tak heran, jika akhir-akhir ini fenomena efek rumah kaca ini menjadi penyebab pemanasan global.
Pada 2021, Carbon Brief mengungkapkan penghasil emisi terbesar adalah negara-negara yang luas secara geografis lalu banyak melakukan penebangan hutan iklim untuk lahan pertanian dan bahan bakar, seperti AS, Rusia, dan Cina. Bagaimana dengan emisi karbon di Indonesia?
Amerika Serikat menempati posisi pertama dan Indonesia menempati urutan kelima sebagai negara penghasil emisi karbon kumulatif terbanyak di dunia, yaitu mencapai 102,562 GtCO2. Ini berarti Indonesia juga berperan terhadap perubahan lingkungan global.
Dampak Emisi Karbon di Indonesia yang Wajib Kita Pahami!
Berita mengerikan ini mungkin sudah sering kamu dengar! Saat ini, jumlah jejak karbon di atmosfer sudah mencapai level darurat dimana ini takkan mungkin untuk diserap secara alami.
Tak heran jika beberapa negara di dunia bersatu membuat skenario untuk menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2050.
Untuk mengurangi dampak emisi karbon di Indonesia, mari memahami beberapa hal berikut sehingga kita bisa mengantisipasinya semenjak dini.
1. Dampak untuk Kesehatan
Hadirnya penyakit-penyakit yang disebabkan karena virus, bakteri atau parasit kemungkinan besar dipicu oleh perubahan iklim yang terjadi di sekitar kita. Tak hanya itu, kesehatan kita juga terganggu karena akhir-akhir ini terjadi perubahan cuaca secara ekstrem, seperti hujan kencang, kemarau panjang atau pun gelombang panas. Jadi, kita harus hati-hati menjaga kesehatan!
2. Dampak untuk Lingkungan
Dampak global warming dan perubahan ikllim secara drastis sungguh dirasakan oleh seluruh makhluk di bumi ini. Akibat dari global warming adalah suhu bumi akan meningkat, mencairnya es di kutub, terjadinya cuaca ekstrem, meningkatnya permukaan air laut bahkan meningkatkan risiko kebakaran hutan dan hujan lebat.
3. Dampak Ekonomi
Pada akhirnya, emisi gas rumah kaca ini akan berpengaruh pada ekonomi masyarakat, terutama di bidang pariwisata, pertanian atau kelautan. Tak hanya itu, cuaca ekstrem juga akan mempengaruhi kerusakan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, hingga tiang listrik.
Tindakan Nyata untuk Menyelamatkan Bumi
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Harapannya, ini bisa jadi landasan bagi Pemerintah untuk menurunkan emisi karbon 41% dengan dukungan internasional di tahun 2030.
Selain mengandalkan negara untuk “menyelamatkan” bumi, kita sebagai individu juga bisa memangkas jumlah emisi gas rumah kaca untuk menghambat perubahan iklim. Berikut cara mengatasi emisi karbon yang bisa kita aplikasikan mulai dari hal-hal sederhana.
1. Menggunakan Transportasi Umum
Banyaknya kendaraaan penghasil asap memicu pemanasan global yang cukup besar. Gas karbon monoksida yang dikeluarkan ini sangat berbahaya bagi lingkungan karena dapat menghalangi pemantulan panas bumi yang menyebabkan efek rumah kaca.
2. Hemat Energi
AC menyumbang hampir setengah sebanyak 35% dari penggunaan energi rumahan. Apabila memang tidak dipakai, matikan AC dan alat elektronik lainnya agar lebih hemat energi. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan lampu LED & mengurangi pemakaian water heater agar lebih efisien.
3. Menanam Pohon
Deforestasi adalah salah satu penyebab utama emisi karbon dan pohon bisa menyerap serta menyimpan karbon secara alami. Oleh karenanya, penghijauan dan reboisasi merupakan salah satu cara mengatasi pemanasan global.
4. Reduce, Reuse, Recycle
Reduce adalah meminimalkan penggunaan produk kemasan, terutama plastik. Sementara reuse merupakan langkah menggunakan kembali benda-benda bekas, seperti kantong plastik atau botol plastik.
Sedangkan recycle adalah kegiatan mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai agar berguna kembali, seperti mendaur ulang kertas, plastik, koran, kaleng kaca, dan limbah lain menjadi barang yang bermanfaat.
5. Energi Bersih
Bahan bakar fosil saat ini masih banyak dimanfaatkan manusia untuk melancarkan aktivitasnya. Oleh karenanya, untuk mengurangi konsumsi energi, kita bisa melakukan transisi ke energi bersih untuk menekan emisi karbon.
Mulailah dari Diri Sendiri untuk Mengatasi Emisi Karbon di Indonesia
So, setelah membaca ulasan di atas, setidaknya kita memahami bahwa sungguh dahsyat efek dari pemanasan global ini. Pada intinya, jejak karbon dapat dikurangi melalui peningkatan efisiensi energi dan perubahan gaya hidup yang kita lakukan.
Apabila saya memiliki kesempatan untuk membuat kebijakan yang bertujuan #BersamaBergerakBerdaya untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim, beberapa program yang ingin saya aplikasikan adalah:
1. Beralih ke Kendaraan Listrik
Motor atau mobil listrik akan membantu mengurangi polusi udara. Ini artinya emisi gas rumah kaca jauh lebih sedikit dibanding dari efek kendaraan bertenaga gas atau diesel.
2. Mengurangi Penggunaan Kertas
Mengapa harus membatasi penggunaan kertas? Ya, karena bahan bakunya adalah berasal dari pohon. Makin banyak kertas yang diproduksi maka makin banyak penebangan pohon. Padahal pohon berperan penting dalam menghasilkan oksigen dan melindungi bumi kita dari peningkatan suhu udara.
3. Mendaur Ulang Sampah
Jangan buru-buru membuang sampah! Karena barang-barang plastik seperti botol bekas minuman, kemasan cat tembok, ember, kemasan detergen dll bisa didaur ulang untuk dijadikan produk kreatif dan bermanfaat, seperti pot, tas, aksesoris dll.
#UntukmuBumiku, semoga kami sebagai manusia dapat terus menjagamu dengan menerapkan hal-hal baik, terutama untuk menekan dampak emisi karbon di Indonesia. Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”